Daftar Progam HAQIN

Perjalanan Sang Aktivis Rohis

Ilustrasi

Rahbar Hilman Sururi. Tempat tanggal lahir Tangerang, 25 Maret 2000. Asal daerah dari Tangerang-Banten. Pendidikan terakhir adalah Madrasah Aliyah Negri 2 Tangerang. Rahbar adalah salah satu santri ikhwan angkatan ke-3 yang mengikuti program Karantina Hafizh Qur’an 6 bulan.

Motivasi Rahbar untuk menghafal adalah bentuk kesyukuran karena dapat membersamai Al-Qur'an dengan nyaman dan mudah. Tidak seperti di daerah konflik yang penuh dengan ketegangan, tekanan dan nyawa menjadi taruhan. Rahbar juga ingin menjadi Ahlullah Fil Ardh, serta mencari keridhoan Allah SWT. “Semoga huruf demi huruf, ayat demi ayat yang saya baca dan hafalkan bisa mendekatkan diri kepada Sang Khaliq”, demikian ujarnya.

Perjalanan hingga akhirnya Rahbar memantapkan hati untuk memilih menjadi penghafal Al-Qur’an adalah ketika selesai menamatkan bangku Madrasah Aliyah Negeri, Ia sempat kebingungan untuk melanjutkan kemana. Apakah akan kuliah? atau bekerja?

Ditengah keraguan itu Ia beristikharah, kebimbangan kembali hadir mengingat Ia memiliki banyak sertifikat prestasi akademik ataupun non-akademik dalam berbagai tingkatan. Sertifikat dari berbagai kegiatan ketika masa di MAN karena menjadi aktivis sekolah. SNMPTN, SPAN-PTKIN dan beasiswa studi di Universitas lewat jalur prestasi.

Selang beberapa hari setelah istikharah Allah memberikan petunjuk agar lanjut menghafalkan Al-Qur'an dan membuat Rahbar rela melepas kesempatan kuliah karena prestasi yang banyak itu.

Rahbar mulai mencari informasi Pondok Tahfizh melalui Instagram. Alhamdulillah Ia mendapatkan informasi seleksi program beasiswa di Hafizh Qur’an Indonesia. Ia mendaftar, mengikuti seleksi dan Allah memudahkannya, Ia lulus.

Dan resmilah Rahbar menjadi santri di Hafizh Qur’an Indonesia. Selama di HAQIN banyak sekali pengalaman baru dan ilmu yang didapatkan, terutama ilmu Al-Qur'an yang sebelumnya tidak pernah diketahuinya. Membuat ia makin bersemangat belajar. Bersyukur sekali Allah mempertemukannya dengan orang-orang sholeh yang hebat.

Hambatan dalam menjalaninya tentu saja ada. Saat menghafal tapi tak hafal-hafal, tentu hal itu amat melelahkan. Namun Rahbar terus berusaha menghafal sampai hafal, meskipun membutuhkan waktu yang lebih panjang karena kesulitan. Ia memotivasi diri dengan keyakinan bahwa semakin banyak mengulang hafalan, maka pahala yang didapatkan juga semakin banyak. Semoga dengan itu pula dosa berguguran. Inilah lelah yang memuaskan, karena setiap lelahnya dicatat sebagai amal sholeh.

Rahbar meyakini bahwa menghafal Al-Qur'an itu tarbiyah (pembinaan), bukan hanya sekedar copy paste (memindahkan) ayat-ayat ke dalam otak, maka selalu libatkan Allah dalam menghafalkan kalam-Nya. Dengan demikian tak akan terasa lelah dan bosan dalam membaca dan menghafalkannya, dan Rahbar selalu memohon dan minta ampun kepada Sang Pemilik Hati yang Maha membolak- balikan hati agar bisa dikuatkan dalam hal kebaikan terutama dalam ikhtiar menghafalkan Al-Qur’an.

Ketika tinggal beberapa juz mengkhatamkan Al-Qur'an. Tepatnya pada Juz 28 akhir, Allah menguji Saya dengan sakit demam tinggi disertai dengan banyak sekali mengeluarkan darah dari hidung sehingga kekurangan darah yang membuat tubuh lelah, pusing, bahkan juga muntah-muntah selama kurang lebih tujuh hari.

Hal itu sempat membuat Rahbar takut dan khawatir, karena sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti ini. Walaupun demikian, Ia harus terus berusaha menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an walaupun dengan tertatih-tatih. Dalam kondisi itu pula, hidung terasa sakit dan pedih sekali ketika bernafas tetapi tetap berusaha menyetorkan hafalan Qur'an kepada Ustaz. Alhamdulillah, Ia selalu percaya bahwa ujian adalah salah satu washilah dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an.

Pada hari Kamis, 25 April 2019 atau bertepatan dengan 19 Sya’ban 1440 H, cita-cita Rahbar tercapai, dengan penuh perjuangan ia menyelesaikan setoran hafalan 30 Juznya.

Bagi Rahbar, menjadi bagian dari para penghafal Al-Qur’an bukan sekedar pilihan atau jalan hidup, semua ini sudah skenario Allah. Perjuangan masih amatlah panjang, bukan hanya saat ini maupun esok hari, tapi sampai akhir hayat. Pekerjaan seumur hidup ini tak akan pernah tergantikan.
Motto hidup Rahbar maju terus pantang mundur. Jika Engkau ingin istirahat, istirahatlah dikuburmu. Jika Engkau bermalas-malasan, bermalas-malasanlah di Riyadhul Jannahmu, bukan disini. Sungguh kehidupanmu di dunia tak selama kehidupanmu di akhirat kelak.

Bahkan kehidupan sekarang bagaikan mimpi ketika engkau di alam kubur nanti. Tangisilah kemalasanmu, malulah kepada Allah, malulah kepada Nabimu. Cukup sampai disini kelalaianmu, waktunya engkau menangis dengan tilawahmu. Cukup sampai disini kelalaianmu, waktunya engkau bangkit menghafal, muroja'ah, dan mengamalkan Al-Qur'an.

Rahbar Hilman Sururi, Al-Hafizh