Daftar Progam HAQIN

Empat Peristiwa Penting Di Bulan Sya'ban, Nomor 3 Paling Sering Diamalkan

Ilustrasi


Bulan Sya'ban adalah bulan ke 8 dari bulan Islam. Ada beberapa peristiwa yang telah terjadi di bulan Sya'ban, yang telah penulis rangkum dari berbagai kitab. Diantara peristiwa tersebut, yaitu:

1. PERPINDAHAN ARAH KIBLAT

Perpindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah. Sebagaimana yang telah kita pahami dalam surat Al-Baqarah ayat 144:

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ

"Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Palingkanlah wajahmu (menghadap Ka'bah ketika Shalat)."

Abu Hatim Al Busty berpendapat bahwa Baitul Maqdis dijadikan arah kiblat kaum muslimin selama 17 bulan 3 hari. Peristiwa perpindahan kiblat ini terjadi pada bulan Sya'ban hari ke-15 bertepatan pada hari Selasa.

2. DIANGKATNYA AMAL

Diantara kelebihan bulan Sya'ban yang masyhur yaitu diangkatnya amal pada pertengahan Sya'ban atau terkenal dengan sebutan Nisfu Sya'ban (نصف الشعبان)

Mengenai hal ini ada sedikit dialog antara Rasulullah Saw dan Usamah bin Zaid.

Suatu hari, Usamah bin Zaid seorang pemuda cerdas, pernah terheran-heran dengan suatu amalan yang dilakukan Rasulullah Saw di bulan Syaban. Usamah dengan menata mentalnya memberanikan diri menyampaikan kepada Nabi.

- قلتُ يا رسولَ الله لم أرَك تصومُ من شهرٍ من الشُّهورِ ما تصومُ شعبانَ قال ذاك شهرٌ يغفَلُ النَّاسُ عنه بين رجبَ ورمضانَ وهو شهرٌ تُرفعُ فيه الأعمالُ إلى ربِّ العالمين وأُحِبُّ أن يُرفعَ عملي وأنا صائمٌ

Ya Rasulallah, aku belum pernah melihat Engkau berpuasa di bulan lain lebih banyak dari puasamu di bulan Sya’ban”.

Rasulullah Saw kemudian menjawab rasa penasaran Usamah tersebut dengan jawaban, “Bulan itu sering dilupakan orang karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal dalam bulan itu, amal-amal manusia selama satu tahun diangkat dan dilaporkan kepada Tuhan. Karena-Nya, aku ingin agar sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa”.

3. PUASA

Banyak sekali hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw sering berpuasa pada bulan Sya'ban, termasuk hadits yang di riwayatkan oleh Usamah dalam dialognya bersama Rasulullah Saw.

وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان، وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان

Aku tidak melihat Rasulullah Saw puasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan dan aku tidak melihat beliau banyak puasa kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari)

Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam Maa za fi Sya’ban mengutip sebuah riwayat dari Sayyidina Ali terkait keutaman malam Nisfu Sya’ban dan anjuran puasa di siang harinya, Rasulullah Saw bersabda:

إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا يومها

Artinya:
Apabila datang malam Nisfu Syaban, beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya” (HR. Ibnu Majah).

4. TURUNNYA AYAT UNTUK BERSHALAWAT DAN SALAM KEPADA NABI

Diantara kelebihan bulan Sya'ban ialah turunnya ayat untuk bershalawat kepada Nabi.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya."

Ayat ini turun pada pertengahan bulan Sya'ban (Nisfu Sya'ban). Sesuai dengan pendapat Imam Syihabuddin dan Ibnu Abi Shaif Al-Yamany.

Di beberapa daerah khususnya Indonesia ada dari kalangan masyarakat kita yang melakukan zikir atau membaca QS. Yasin setelah shalat maghrib.

Biasanya dibaca 3x :
1. Memohon kepada Allah Swt supaya diberikan umur yang panjang dan keberkahan untuk menjalani taat.
2. Memohon kepada Allah Swt supaya diberikan rezeki yang luas, melimpah dan berkah untuk beribadah kepada-Nya.
3. Memohon kepada Allah Swt supaya diwafatkan dalam keadaan husnulkhatimah (membawa Islam dan iman).

Catatan sangat penting.
Mengamalkan hadits Dhaif (lemah), boleh saja. Kecuali dalam hukum halal haram. Sesuai dengan pendapat pakar hadits. Diantaranya Imam Nawawi, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Ramli dan Ibnu Mubarak, serta para pakar hadits yang lainnya.

Referensi
1. Tafsir Jalalain
2. Al Jami' Li Ahkamil Qur'an
3. Tuhfah Al Ikhwan fi Qiroatil Qur'an fi Rajaba wa Sya'ban wa Ramadhan
4. Ma za fi Sya'ban
5. Kanz Najah wa as Surur fi Ad'iyah

Penulis : Bahrul Ulum Risno