Namaku Filja Manasa, Aku gadis kelahiran Mei 1995 berasal dari Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah. Sebuah pulau kecil terpencil yang masih sulit akan akses transportasi, akses kesehatan, akses pendidikan bahkan sinyal telepon. Jangankan akses internet, tak jarang kami harus ke pantai atau memanjat pohon untuk sekedar berkomunikasi dengan telepon seluler.
Ayah dan ibuku berprofesi sebagai petani, tapi tak pernah mengeluh lelah dan mereka sukses menyekolahkan kami 4 bersaudara, sehingga kami semua dapat mencicipi indahnya bangku sekolah.
Mengalir dalam nadiku darah Suku Banggai yang pantang berkeluh kesah. Alhamdulillah Aku bisa melanjutkan studiku hingga bangku kuliah di pulau Jawa. Selama menjalani kuliah di salah satu Sekolah Tinggi Kesehatan di Yogyakarta, Allah memberiku hidayah untuk belajar tahsin dan mulai menghafal Al Qur’an. Setamat kuliah, Aku mulai berkerja dan bertekad untuk tidak pulang serta meneruskan hafalanku.
Qadarullah adik kelasku menunjukkan HAQIN distatus whatsappnya, entah apa yang merasuki kepalaku hari itu juga Aku resign dari pekerjaan dan mendaftar seleksi penerimaan santri baru. Meski Akupun tidak tahu, apakah Aku diterima atau tidak.
Berbekal gaji resign, Aku nekad berangkat ke Bandung seorang diri untuk ikut seleksi. Naik kereta api stasiun Lempuyang dari Yogya ke stasiun Kiaracondong Bandung. Aku sempat tidur di ruang tunggu stasiun, karena hari sudah larut malam tidak mungkin Aku menyambangi kantor HAQIN jam segitu.
Allahu Akbar!! Allah memang tidak menyia-nyiakan niat tulus hamba-Nya, Aku sujud tersungkur. Filja Manasa ada dalam deretan nama-nama santri yang lulus.
Dan hari ini setelah melalui 6 bulan masa karantina dan masa pengabdian, Aku berdiri disini, karena Allah menghantarku memakai selempang ini. Hafizhah 30 Juz. Allahummarhamna bil Qur’an.
"Karena tidak semua orang bisa dititipi Al-Qur'an di dadanya, maka tatkala hati ini tergerak untuk menghafalkannya, Saya patut berbahagia karena Allah telah memilih Saya diantara berjuta hamba-Nya"
***
