Nur Faizah Erwin, santri angkatan 12, datang ke HAQIN dengan latar belakang yang unik. Ia telah pernah menghafal Al-Qur’an sebelum bergabung, namun belum merasa hafalannya kuat dan lancar. Ia pun bergabung dalam program kelas bisnis, bertekad memperbaiki hafalannya sekaligus memperluas wawasan.
Di fase awal, saat teman-temannya menjalani tilawah 7 halaman per hari dengan pengulangan 40 kali, Faizah diberi target ganda: menyelesaikan tilawah sekaligus muroja’ah. Hal ini menjadi pembeda Faizah tidak hanya menjaga kedisiplinan tilawah, tetapi juga terus menguatkan hafalan-hafalan lamanya.
Hingga akhirnya, ia berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz bersamaan dengan berakhirnya fase tilawah.
Tak lama setelah itu, ia melangkah ke fase ziyadah—yakni setoran hafalan penuh secara sistematis. Dan di sinilah catatan luar biasa itu ditorehkan: Faizah menyelesaikan ziyadah 30 juz hanya dalam waktu 4 hari.
Sebuah pencapaian luar biasa yang mencerminkan kekuatan niat, daya juang, dan karunia Allah.
Puncaknya, Faizah dipercaya mengikuti Tasmi’ Akbar, yaitu menyetorkan hafalan 30 juz dalam sekali duduk. Meski hafalan telah rampung, ia masih dilanda keraguan. Faizah sering menangis diam-diam, dan berkata lirih, “Aku nggak bisa…”
Namun dengan bimbingan ustadzah, semangat dari teman-teman, dan doa orang tua, Faizah berhasil mengalahkan keraguan itu. Ia berdiri dengan yakin, dan mentasmi’kan 30 juz dalam satu kali duduk—mantap, runtut, dan mengharukan.
Setelah tasmi’, tantangan berikutnya datang: mengikuti kelas akselerasi bersama angkatan 10. Di sinilah Faizah kembali diuji.
Sebagai santri yang terbiasa dengan pelajaran kitab dan ilmu-ilmu keislaman, materi bisnis yang padat dan penuh istilah asing membuatnya kesulitan menyesuaikan diri.
Rasa tidak nyaman mulai tumbuh. Apalagi ia masih ditargetkan muroja’ah dengan konsisten. Faizah merasa ritme belajar itu tidak cocok untuk nya. Ia sempat merasa tidak sanggup, dan berniat untuk pulang.
Bahkan ia sudah menyiapkan biaya untuk pulang dan menyampaikan niatnya kepada ustadzah. Namun, alhamdulillah, ustadzah memberikan banyak motivasi dan solusi terbaik: menyesuaikan kembali program agar Faizah tetap bisa bertahan bersama angkatan asalnya tanpa harus mengikuti akselerasi.
Dari sanalah, Faizah perlahan bangkit. Ia menata ulang semangat, dan memantapkan niatnya untuk tetap melanjutkan perjuangan hingga akhir.
Nasihat dari Faizah
“Kadang, saat kita ingin menyerah, sebenarnya kita sedang diuji untuk naik kelas. Jangan buru-buru pulang. Bisa jadi sebentar lagi justru Allah bukakan prestasi yang tidak kita duga.”
Ingin menyusul jejak Faizah?
Temukan potensi terbaikmu di Karantina 6 Bulan HAQIN!
PSB Angkatan 16 HAQIN TELAH DIBUKA!
Segera daftar di: haqin.site/google
Atau hubungi: 0821-2728-4462
MY-