Daftar Progam HAQIN

Perjuangan Tidak Pernah Sia-sia

Ilustrasi

Pemuda kelahiran Sapeken Jawa timur.
Ulum, begitulah orang-orang memanggilku.
Sejak aku keluar dari pondok Pesantren Sidogiri, selesai mengemban tugas menjadi Guru di kota Jember Jawa timur, pada tahun 2016, aku melanjutkan langkah kakiku untuk berkelana mencari jati diri.

Singkat cerita.
November 2016, sampailah Aku di Jakarta, di kota ini aku tinggal bersama kakak sepupuku, sebutlah kak Yaumul, ditempat beliau Aku ikut menjaga toko herbal, jasa print, photo copy serta perlengkapan kantor pun tak luput Kami jual.

Aku tinggal di Jakarta sejak 2016 - Maret 2018.
Hari Rabu sebelum aku berangkat ke Bandung, biasalah sekedar main-main handphone, tiba-tiba aku menerima pesan digrup yang aku ikuti.

"Dicari 10 pemuda dan pemudi untuk menghafal Al-Qur'an"
Waaah, gumamku dalam hati, ini kesempatanku untuk mendalami dan menjadi bagian dari para penghafal Al-Qur'an.

Akhirnya, ku ceritakan isi broadcast tadi kepada kakak sepupuku, dan ku ungkapkan keinginanku untuk menjadi bagian dari orang-orang yang berjuang menghafal Al-Qur'an.
Alhamdulillah, beliau memberi arahan positif dan ini semakin menguatkan tekad ku untuk mengikuti tes via online.

Broadcast yang ada di ponselku segera ku isi, dan ku share ke panitia penyelenggara via WhatsApp, Alhamdulillah menunggu beberapa hari, dan sampailah pada jadwal tes serta info kelulusan dari hasil tersebut.

Alhamdulillah Aku LULUS.

Berada di kota Bandung, Aku masih rindu suasana Jakarta, suara pelanggan yang tak asing yang masih terngiang-ngiang ditelinga ku, "Bang. Beli, Bang, photo copy Bang, ngeprint."
Biasanya, dulu waktu aku jaga di toko itu, tak lepas dari kitab, karena memang aku selalu merasa haus akan ilmu.

Braaaakkkk….
Tiba-tiba lamunanku buyar, hilang, aku di dikejutkan oleh teman seperjuanganku yang sama-sama menghafal Al-Qur'an.

Bulan kesedihan.

Tepat bulan Agustus 2018, Bubuk dan Nenekku meninggal dunia, dadaku terasa sesak, Al Qur'an yang yang Aku hafal seakan akan ikut mengerti akan kesedihan ini.

Ya Allah kuatkan hamba-Mu yang lemah ini, jadikan Al-Qur'an ini sebagai obat dari segala yang menimpa hamba. Basah lembaran Al-Qur'an yang  aku pegang.
Aku ingin pulang, tapi hafalanku belum tuntas.

Kebetulan hari itu, ada yang bertamu ke asrama, sekalian aku pinjam hp untuk video call bersama keluargaku yang di Pulau Paliat untuk melihat Jenazah nenekku.
…..
Maaf, aku tak bisa melanjutkan kisah ini.!

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya, bersama kesulitan itu ada kemudahan, inilah salah satu pedoman yang membuat aku bangkit dari kesedihanku.

Aku kembali menguatkan semangat juangku untuk terus berusaha menghafal lembaran-lembaran Al-Qur'an. Bahkan aku rela tidur sebentar, bagaimana tidak, jam 21:00 aku tidur, jam 01:00 aku bangun untuk menghafal. Sebagai pemuda yang pantang menyerah.

Jam 07.00 atau 08.00 WIB ku setorkan hafalanku yang tadi malam. Ini pola yang aku pakai waktu aku menghafal Al-Qur'an. Seakan-akan pola seperti ini bershabat denganku.

Dan pada akhirnya,
Perjuangan itu SUNGGUH TIDAK PERNAH SIA-SIA.
Hari Rabu, 05 September 2018.
Aku telah menyelesaikan setoran hafalanku secara sempurna (30 juz).
Sekali lagi

.إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Kangen masa karantina di Hafizh Qur'an Indonesia.

Bahrul Ulum Risno, Al-Hafizh