Daftar Progam HAQIN

Kisah Alumni HAQIN Mendirikan Lembaga Tahfizh di Sorong

Salah satu alumni HAQIN yaitu Siti Hartina Sjarief atau biasa dipanggil Ka Sihan. Berawal hanya dengan cita-cita dan khayalan untuk mendirikan lembaga tahfizh di Sorong. Dengan dukungan dari tiga orang temannya yang memiliki tujuan yang sama juga. Akhirnya mereka berempat berusaha untuk mendirikan HAQIN di Sorong. Semakin yakin untuk mendirikan HAQIN di Sorong karena setelah melihat antusias dari masyarakat sekitar untuk mengaji hingga menghafal Qur’an. Dengan bermodalkan tekad dan niat sampai akhirnya dapat mendirikan HAQIN di Sorong sampai saat ini.

Awal Mula Ingin menjadi Hafizah

Pertama kali itu karena melihat di media sosial dan menonton salah satu acara TV ada anak yang usianya belasan tahun bahkan ada yang masih sangat muda berusia sekitar 5-6 Tahun yang bisa jadi mereka itu belum bisa dan lancar membaca Qur’an. Namun, mereka sudah mempunyai hafalan Al-Qur’an bahkan ada yang mampu menghafal sampai 30 Juz. Ini seperti tamparan untuk diri sendiri karena diusia yang sudah termasuk kategori dewasa tapi belum bisa menuntaskan hafalan Qur’an. Maka dari momen itu menjadi motivasi yang mendorong untuk lebih semangat lagi menghafal Qur’an.

Mulailah mencari informasi tentang lembaga tahfizh yang mungkin bisa jadi perantara untuk mampu menghafal Al-Qur’an hingga tuntas. Awalnya mencoba mendaftar ke tempat lain tapi tidak lolos. Lalu mencoba mendaftar ke tempat lain yaitu HAQIN. Qadarullah, akhirnya dapat lolos di HAQIN dan tidak menyangka juga ternyata bisa lolos. Karena mencoba mendaftar itu bersama teman-teman yang lain sekitar 4 orang. Kami berempat mencoba mengirimkan pesan suara (Voice Note) seperti seleksi pertamanya dan saya dengan satu teman bisa lolos sampai tahap akhir. Tapi, qadarullah ternyata saya yang lolos sampai tahap akhir dan menjadi salah satu santri di HAQIN.

List Impian Untuk Mendirikan Lembaga Tahfizh Di Sorong

Sebelum menjadi salah satu santri di HAQIN memang salah satu rutinitas itu menjadi guru ngaji di sekitar rumah seperti TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an). Mungkin karena itu muncul impian untuk mendirikan lembaga tahfizh. Terdorong juga karena merasa lingkungan dan masyarakat sekitar itu yang senantiasa bersama Qur’an yang anak-anaknya pun tidak hanya ingin bisa membaca Qur’an saja tapi sampai menjadi penghafal Qur’an. Dan list impian itu juga ternyata menjadi visi yang sama dengan teman-teman yang lainnya juga. Lalu akhirnya saya dan teman lainnya bisa mendirikan pondok tahfizh di Kota Sorong.

Alhamdulillah, dengan dukungan keluarga terdekat dan juga masyarakat sekitar HAQIN di Sorong mampu bertahan. Dan untuk menjadi salah satu muridnya pun tidak harus memiiki latar belakang keluarga yang agamis. Karena siapaun yang mau dan mampu mengikuti, maka pintu HAQIN akan terbuka lebar bagi siapa saja. Sebab semua mempunyai kesempatan untuk menjadi penghafal Qur’an dan tidak dibatasi oleh apapun. Kembali lagi tergantung kepada pribadi orangnya yang memilih menjadi seorang hafizh dan diikuti dengan kesiapan untuk murajaah dan menjaga hafalan tersebut hingga akhir hayat.

Kun fayakun, "Jadilah, maka terjadilah". Berdirinya HAQIN di Sorong

Hanya bermodal tekat dan niat baik dan bermodalkan ilmu setelai selesai menempuh pendidikan di HAQIN pusat. Pada awalnya setiap rutinitas yang dijalani terasa sulit dan berat. Mulanya, HAQIN di Sorong menerapkan program Karantina Virtual dan belum ada program Tam-Q maupun TPA. Karantna Virtual ini meruapakan salah satu kurikulum dan saran dari HAQIN pusat. Setelah dicoba kurikulum tersebut tenyata masyarakat kurang antusias dengan kurikulum tersebut. Dan saat program Karantina Virtual hanya mendapatkan 1 murid sebab program secara online ternyata kurang cocok saat diterapkan, alhasil saat pembukaan pendafatarn pertama hanya memiliki 1 murid.

Setelah menemukan hambatan di awal pembukaan, bukan berarti untuk berhenti dan menerima nasib. Akhirnya mencari tahu program seperti apa yang akan cocok untuk masyarakat dan lingkungan di Sorong. Dan akhirnya mencoba membuka program yang banyak diminati seperti salah satunya adalah TPA dan Tam-Q. Setelah program tersebut diterapkan yang akhirnya membuahkan hasil yaitu bisa mencapai 20 murid.

Hal Yang Besar Bermula Dari Hal Kecil Terlebih Dahulu…

HAQIN di Sorong pastinya belum sebesar dan program yang ada pun belum selengkap dengan HAQIN pusat. Tapi dengan menikmati proses selangkah demi selangkah pasti akan membuahkan hasil yang sepadan. Karena segala sesuatu harus dirintis dari titik terendah agar mampu menjaga walaupun sudah berada di titik tertingginya. Berbeda dengan HAQIN pusat yang sudah ada program Karantina 30 Juz di asrama. Sedangkan di HAQIN Sorong belum ada program Karantina 30 Juz dan pastinya akan ada.

Walaupun keterbatasan dengan tempat tidak menghentikan langkah HAQIN Sorong untuk terus berproses. Dengan pengajar berjumlah 4 orang dirasa cukup untuk menghandle murid-murid yang ada saat ini. Karena Haqin di Sorong memulai programnya dengan mendatangi rumah ke rumah anak muridnya. Alhamdulillah, saat ini untuk program TPA terdapat 15 orang dengan jarak usia dari 5-13 Tahun.

 

“Perjalanan besar dimulai dari satu langkah kecil…”

 

Sesuai pepatah diatas dengan bermula hanya dari 1 orang murid, hingga bisa menjadi 15-20 murid merupakan peningkatan yang besar. Maka, jangan pernah takut memulai melangkah. Dan sampai banyak murid yang ingin mendafatar lagi, tetapi karena keterbatas pengajar maka murid yang diterima pun terbatas. Jika santri terlalu banyak dengan pengajar yang hanya 2-4 orang saja hasilnya akan kurang maksimal. 

Jika kedepannya program Karantina Juz 30 sudah siap dibuka di HAQIN Sorong sepertinya dengan pengajar 4 orang dirasa mampu untuk menghandle 4-5 santri. Karena pada dasarnya yang paling menjadi kendala terbesar adalah tempat. Sebab untuk mendapatkan tempat yang nyaman dan cukup bagi santri membutuhkan biaya yang lumayan besar. Karena dalam menghafal Al-Qur’an lingkungan sangat berpengaruh terhadap hafalan dan mereka butuh teman untuk saling menyimak. Dan para santi pun juga butuh lingkungan yang kesehariannya lekat dengan Al-Qur’an.

Keinginan Terbesar Untuk HAQIN Di Sorong

Keinginan yang paling prioritas adalah mempunyai asrama sendiri. Kemudian dengan santri yang bukan dari daerah Jawa, minimal santri dari daerah Papua Barat antusias untuk daftar program Karantina 30 Juz. Dan kedepannya diharapkan mampu membuka asrama sendiri dengan 50 santri penghafal Al-Qur’an. Dengan arahan dan bimbingan dari Ummi, Ustadz dan Ustadzah HAQIN pusat, Insyaallah semua harapan dan target tersebut dapat dicapai.

Karena kunci untuk mewujudkan mimpi adalah berfokus dengan tidak hanya pada kesuksesan tapi tujuan awal kita memilih mimpi tersebut. Maka setiap proses yang dijalani sepanjang apapun akan memiliki makna dan kesan yang tidak akan terlupakan.