Daftar Progam HAQIN

Benarkah Samson Seorang Nabi?

Nabi Sam'un

Samson yang kita kenal ialah sebagai salah satu pemeran utama di sebuah sinetron yang memiliki kekuatan besar. Ternyata kisah berasal dari kisah nyata pada nabi terdahulu. Siapakah dia? Apakah benar memiliki kekuatan yang besar lagi hebat?.

Nabi Samson atau Nabi Sam’un Al Ghazi adalah salah satu nabi dari sekian ribu nabi yang hidup sebelum Nabi Muhammad Saw. Ketika zamannya, ada seorang raja yang tamak ia ingin dirinya disembah dan berbuat semena mena terhadap kaumnya. Ia tak segan untuk berbuat dzalim kepada kaum yang enggan menerima kebijakan darinya.

Orang tua dari Nabi Sam’un tidak menyukai hal tersebut dan berdoa kepada Allah agar mereka di karunai seorang anak yang kelak akan menghentikan kedzaliman raja Israel. Tak berselang lama Allah mengabulkan doa orang tua Nabi Sam’un. Lahirlah seorang anak yang kuat dan juga cerdas.

Ia semakin tumbuh besar dan kuat, kekuatannya melebihi anak seusianya. Nabi Sam’un pun diangkat menajdi seorang hakim dan memiliki banyak pengikut. Ia menjunjung tinggi kebenaran dan tidak menyukai kebatilan. Nabi Sam’un tak segan menghukum anggota kerajaan yang berbuat dzalim dan menuhankan raja Israel. Karenanya itu ia disingkirkan dari kerajaaan.

Nabi Sam’un pun menjadi buronan, banyak sekali para prajurit yang mencoba membunuhnya tetapi tidak berhasil. Raja sangat geram, hingga ia memberikan sayembara untuk membunuh Nabi Sam’un. Barangsiapa yang berhasil membunuhnya maka ia akan mendapatkan harta kerajaan berupa harta yang banyak.

Banyak orang yang terpedaya akan sayembara tersebut, hingga mereka membujuk isteri dari Nabi Sam’un agar memberitahu kelemahan Nabi Sam’un. Karena cintanya Nabi Sam’un kepada isterinya ia berkata “Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.”

Konon katanya rambut Nabi Sam’un panjangnya hingga mencapai tanah. Maka dari itu isteri Nabi Sam’un mengikatnya dengan rambut Nabi Sam’un sendiri ketika beliau sedang tertidur. Pada percobaan pertama ia gagal karena Allah masih memberikan anugrah sehingga Nabi Sam’un bisa terlepas kembali.

Namun pada percobaan kedua isterinya mengikat Nabi Sam’un dengan rambutnya ketika sedang tertidur berhasil. Alhasil Nabi Sam’un tak berdaya sampai ia dibawa ke kerajaan untuk disiksa dihadapan Raja Israel. Beliau disiksa tanpa ampun, matanya dibutakan beberapa tubuhnya di potong. Peristiwa tersebut di pertontonkan juga kepada masyarakat dan seluruh kaumnya.

Dalam kondisi masih terikat, Nabi Sam’un berdoa memohon pertolongan kepada Allah dan bertaubat, Allah pun mengabulkannya dengan menghancurkan seluruh kerajaan dan kaumnya hancur atas KuasaNya.

Nabi Sam’un juga bersumpah untuk menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan terus beribadah yang lamanya seribu bulan tanpa henti. Kemudian Nabi Sam’un meninggalkan kaumnya yang sukar diajak kepada kebeneran.

Namun ia masih mencintai kaumnya, ia pergi menyendiri ke sebuah gua untuk melakukan ibadah terus menerus sesuai sumpahnya. Disamping itu ia selalu mengawasi dan melindungi kaumnya tanpa terlihat.

“Dan apabila ia mendengar adanya praktik kezaliman penguas atau bangsa penjajah asing pada Bani Israil, ia akan menghancurkan kejahatan itu pada malam hari dengan sekejap. Ia menjadi sosok pahlawan tak terlihat bagi Bani Israil,” tulisnya dalam buku Syam’un: Asal Muasal Lailatul Qadar 

Ia pun memilih menjaga kaumnya sendirian tanpa ingin diketahui yang tahu. Hingga ia pun dikisahkan tidak punya pengikut hingga akhir hayatnya. 

Beliau pun mengisahkan kepada para sahabat tentang sosok seorang nabi di padang mahsyar kelak, seorang yang Nabi dengan kekuatan besar dan memiliki kebaikan setara lebih dari 1.000 bulan.

Sosok itu adalah Syam’un Al-Ghozi, tapi ketika kelak di padang Mahsyar, cerita Nabi, ia sendirian dan tidak punya pengikut. Tapi, ia berada di surga.

“Bagaimana cara bisa berbuat kebaikan seperti Syam’un?” tanya para sahabat.

Lantas, malaikat Jibril pun datang dan memberi tahu Nabi, umat beliau nantinya bisa juga mendapatkan hal tersebut dengan ibadah di malam lailatul qadar, ibadah dengan pahala setara 1.000 bulan, seperti kisah Nabi Samson atau Syam’un Al-Ghozi. Wallahu a’lam.