Dikisahkan di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan. Sebuah cerita yang mengisahkan karomah Guru Syekh Kholil Bangkalan.
Syekh Kholil mempunyai seorang yang setia menemani kemana pun syekh pergi, namun ternyata santri ini ternyata bodoh yang tidak hafal bacaan sholat bahkan tidak hafal bacaan Al Fatihah.
Santri ini sungguh luar biasa melayani syekh, ia biasanya membantu syekh menggendong putra Syekh, membawakan kitabnya, membalikkan terompah kayu, memijat kaki, dan mengantar surat.
Suatu ketika Syekh bertanya kepada santri ini “Apakah kamu sudah sholat Asar?” santri pun menjawab “Belum Syekh” Syekh terkejut “Loh kenapa?” santri pun menjawab lagi “Saya belum hafal bacaan sholat Syekh” “Bahkan Al Fatihah?” Syekh bertanya “Meskipun Al Fatihah Syekh”.
Lalu Syekh bertanya “Lantas apa yang kamu hafal?” “Saya hafal bacaan kesukaan saya Syekh” jawabnya dengan mantap “Apa itu?” santri menjawab “"Beton sepuluh ekalak setum kare sanga Allahuakbar, yang artinya beton sepuluh diambil satu sisa sembilan Allahuakbar," jawabnya mantap dengan logat bahasa Madura yang kental.
Suatu waktu Syekh Kholil Bangkalan hendak pergi ke Mekkah untuk melaksanakan Umroh. Dan Syekh memberikan amanah menjaga pesantren kepada santri tersebut.
Malamnya seusai Syekh berangkat, santri ini melakukan ronda guna menjaga keamanan pesantren. Lalu ia menemukan terompah milik Syekh Kholil Bangkalan di depan rumahnya.
“Wah kasihan sekali terompah Syekh tertinggal, Bagaimana ya caranya mengantarkan terompah ini ke Mekkah?” ujarnya.
Tiba tiba muncul dibenaknya sebuah angan, lalu ia segera pergi ke kamar pondok untuk mengambil tasbih dan membaca wirid kesayangannya.
Beton sepuluh ekalak setum kare sanga," desahnya berulang-ulang.
Sementara di Mekkah, Syekh Kholil baru saja menyelesaikan Thawaf dan hendak sholat di makam Ibrahim. Beberapa waktu kemudian setelah Syekh telah selesai melakukan sholat, tiba tiba saja santri muncul disampingnya.
“Syekh ini terompah syekh tertinggal” ujarnya dengan sangat sopan.
“Lo ini yang saya cari” jawab Syekh.
“Saya pamit kembali ke pondok Kyai” pamitnya pada Syekh.
“Iya, Pejamkan matamu baca wirid kesayanganmu itu," suruh Syekh Kholil.
Lalu ia menurut, dipenjamkan matanya sambil membaca wirid kesayangannya. Ajaib, hanya dengan sekali ucap santri ini telah kembali di kamar pondok pesantrennya tempat semula ia ingin mengembalikan terompah sang Syekh.
Masya Allah! Karomah dari Syekh Kholil Bangkalan membuat santri yang tidak hafal bacaan sholat mampu ke Mekkah tanpa kendaraan.
Wallahu ‘Alam.