Daftar Progam HAQIN

Salima, CEO Omzet Puluhan Juta Ini Seorang Hafizhah

“Al-Qur’an itu milik Allah. Jika Dia menitipkannya pada kita, maka Dialah yang akan memudahkan kita menjaganya.”

Subuh itu, Salima sudah berada di dapur bersama timnya. Mereka harus menyiapkan lebih dari 100 porsi sarapan untuk para santri. Ia bukan hanya mengawasi, tapi ikut turun tangan—dari meracik bumbu hingga memastikan dapur berjalan efisien. Begitu semuanya beres, ia segera menyegerakan salat, lalu melanjutkan aktivitas berikutnya: membimbing santri, memimpin rapat tim, dan merancang strategi bisnis HAQINKitchen—unit usaha yang kini menghasilkan omzet puluhan juta rupiah tiap bulan.

Kalimat di atas bukan sekadar motivasi bagi Salima Mei Lubis, melainkan keyakinan yang mengakar dalam hidupnya. Ia adalah seorang Hafizhah Qur’an, sekaligus CEO dari usaha yang tumbuh di tengah lingkungan tahfizh. Kisah hidupnya ia tulis dalam buku Sang Penjaga, yang memuat perjalanan nyata dari seorang perantau menjadi penghafal Qur’an dan penggerak perubahan.

Perjalanannya dimulai dari Medan. Salima menempuh jalur darat selama empat hari tiga malam dengan bus ALS untuk sampai ke HAQIN, lembaga karantina tahfizh di Bandung.

“Seumur hidup ini, pertama kali aku merantau,” tulisnya.

"Malam pertama di asrama, aku seperti orang bisu, tidak bicara apa-apa.”

Hari-hari berikutnya penuh perjuangan. Fase tilawah, ziyadah, hingga mutqin ia lalui dengan cucuran air mata dan doa panjang. Ada masa-masa ia mengalami futur—kelelahan yang membuat semangatnya goyah. Tapi satu hal yang tak pernah padam: keyakinannya bahwa Allah yang menitipkan Qur’an, pasti akan memudahkannya menjaga.

Dengan tekad dan kesabaran, Salima berhasil menuntaskan hafalan 30 juz. Di usia muda, ia dipercaya menjadi musyrifah, membina para santri lainnya. Namun kisahnya tak berhenti di situ. Ia memilih untuk tetap tinggal setelah lulus, menjadi bagian dari civitas HAQIN.

“HAQIN bukan sekadar tempat belajar, tapi tempat tumbuh. Saya ingin jadi bagian dari proses tumbuhnya generasi penghafal berikutnya.”

Dari sanalah lahir HAQINKitchen—yang awalnya hanyalah dapur internal, kini berkembang menjadi unit usaha yang dikelola oleh para santri dan dipercaya banyak pihak.

“Momen paling berkesan adalah saat HAQINKitchen dipercaya menyediakan konsumsi untuk acara besar. Itu bukti bahwa kerja keras para santri diakui.”

Tentu tidak mudah membagi waktu antara membina santri, mengelola bisnis, dan menjaga semangat Qur’ani. Tapi bagi Salima, inilah bentuk amal yang sebenarnya: mendidik bukan hanya lewat kata, tapi melalui keteladanan.

Pesan Salima untuk para santri dan calon pejuang Qur’an:

“Jaga niat, nikmati setiap proses. Karena perjuanganmu bersama Al-Qur’an akan menjadi cahaya—di dunia, dan di akhirat.”


Kamu siap menjadi penjaga Qur’an selanjutnya?

Bergabunglah dalam program karantina Qur’an 6 bulan di HAQIN.

Bimbingan intensif, lingkungan yang mendukung, dan ruang tumbuh untuk pribadi mandiri.


[Daftar sekarang di haqin.site/google]

Atau hubungi admin kami: 0821-2728-6642