Ilustrasi gambar |
Mengingat peristiwa pertempuran di Surabaya adalah saksi perjuangan rakyat Kota Surabaya, menjadi asal usul Hari Pahlawan. Pada setiap tanggal 10 November, Indonesia memperingati tersebut sebagai hari mengenang perjuangan para pahlawan. Dalam tragedi itu, banyak pahlawan kita yang rela mati demi berjuang mempertahankan NKRI. Di masa lalu, pahlawan lebih berambisi sebagai sosok pejuang di medan perang dan bertempur menggunakan senjata fisik maupun pemikiran kritis untuk lepas dari kolonialisme.
Perjuangan para pahlawan di masa lalu bukan main-main. Keringat yang membanjiri, darah yang menetes, dan air mata yang terus saja mengalir. Mereka bertaruh nyawa dan kehormatan demi mempertahankan Tanah Air. Tak terhitung jumlah pahlawan pahlawan di masa lalu mulai dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan.
Zaman telah berganti, tetapi jiwa pahlawan masih tetap ada hingga detik ini. Ada banyak sekali pahlawan pahlawan, namun kita tidak menyadari kehadiran mereka. Di masa kini, pahlawan tidaklagi memakai senjata. Mereka juga tidak berperang melawan penjajah. Siapakah mereka pahlawan di masa kini?
Guru adalah Pahlawan tanpa tanda jasa. Itulah motto yang disematkan kepada para pahlawan kita saat ini, yaitu guru. Guru adalah sosok pahlawan yang berbekal senjata ilmu dan pengetahuan untuk menyelamatkan kita dari kebodohan. Menurut data yang didapat dari Badan Pusat Statistik, jumlah guru di Indonesia tahun ajaran 2020/2021 mencapai 338.700 orang.
Pahlawan tidak hanya selalu mengenakan jubah. Selain guru, pahlawan di masa kini adalah para tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, dan sebagainya. Sama seperti pahlawan di masa lalu, pengabdian mereka pun bertaruh nyawa demi masyarakat. Tak jarang tenaga kesehatan gugur di “medan peperangan” akibat terpapar virus dan penyakit. Peran dan jasa para tenaga kesehatan sudah tak dapat dimungkiri lagi. Terlebih lagi di masa-masa sulit seperti ini, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan untuk melawan pandemi Covid-19 yang menghantui masyarakat.
Sama seperti pahlawan di masa lalu, profesi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan juga Polisi mengangkat senjata untuk menjaga keamanan dan stabilitas Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai permasalahan yang mengancam. Ancaman bagi negara tidak selalu berbentuk serangan fisik, namun terdapat juga ancaman ideologi. Ancaman juga tidak selalu berasal dari luar negara, ada pula yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri. Mereka siap mengorbankan jiwa dan raga untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia.