Berqurban |
Nabi Ibrahim adalah nabi yang memiliki banyak kekayaan berupa harta, hewan, dan uang. Harta beliau melimpah saking banyak yang beliau miliki. Tapi dengan keadaannya tersebut tidak membuatnya sombong dan kikir.
Suatu ketika ia ditanya oleh masyarakat sekitar tentang kepemilikan harta yang beliau punya. Nabi Ibrahim menjawab apapun yang ia punya itu hanyalah milik Allah Swt. Dan kapanpun Allah ingin mengambilnya maka ia siap mengembalikannya kapanpun.
Maka dari pernyataan tersebut Allah akan menguji Nabi Ibrahim di waktu yang akan datang. Nabi Ibrahim memiliki dua istri yakni Siti Sarah dan Siti Hajar. Pada saat menyusui Nabi Ismail Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa Siti Hajar ke daerah Mekkah dimana saat itu daerah tersebut gersang dan sukar untuk menemukan sumber air.
Kemudian tak berselang lama Nbai Ibrahim diperintahkan untuk kembalik kepada Siti Sarah di kota Yerussalem. ketika Nabi Ibrahim pergi meninggalkan mereka berdua di lahan tandus yang gersang, Siti Hajar menangis dan berkata kepada Nabi Ibrahim,
“Apakah ini adalah perintah dari Allah?” Siti Hajar bertanya.
“Benar,” jawab Ibrahim.
“Jika begitu, maka dengan begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami,” ujar Siti Hajar.
Karena hal tersebut perintah Allah maka Siti Hajar menerima dengan lapang dada. Dan Nabi Ibrahim melanjutkan perjalanan dengan meninggalkan beberapa potong roti dan seguci air untuk persediaan Siti Hajar selama di Mekkah.
Dahulu di Mekkah sedikit orang yang tinggal disana karena tandus yang panas dan susah mendapatkan air. Maka dari itu lama kelamaan persediaan air dan makanan Siti Hajar sudah mulai habis, sehingga ia tidak lagi mengeluarkan air susunya.
Nabi Ismail terus menangis karena kehausan, Siti Hajar pun kebingungan dan pergi untuk mencari air. Peristiwa ini dikenang hingga saat ini dalam rukun haji dengan nama Sa’I yang berlari dari bukit Shafa dan Bukit Marwa sebanyak 7 kali.
Namun hasilnya nihil, Siti Hajar tidak menemukan sedikit air pun. Dengan berat hati ia kembali ke tenda tempat tinggalnya untuk menemui Nabi Ismail. Ketika sampai, Nabi Ismail dalam posisi yang sama yaitu mengerang dan menangis kehausan.
Namun tiba tiba keajaiban Allah datang, dari kaki Nabi Ismail yang menghentakkan tanah muncul sumber air, yang dikemudian hari menjadi pusat air di Mekkah yaitu Air Zam Zam.
Bertahun tahun kemudia Nabi Ismail pun tumbuh berkembang dan sehat. Kondisi kota Mekkah pun sudah mulai ramai penduduk. Saat itu Nbai Ibrahim datang kembali menemui Siti Hajar dan anaknya Nabi ismail ynag sudah besar.
Tak berselang lama Nabi Ibrahim kembali diuji oleh Allah Swt, beliau bermimpi menyembelih Nabi Ismail. Mimpi tersebut berulang hingga dua kali, akhirnya beliau tahu bahwa mimpi tersebut adalah wahyu.
Setelah dipertimbangkan akhirnya Nabi Ibrahim dengan berat hati menyampaikan maksud hatinya kepada anaknya. Dengan sekuat hati, akhirnya Nabi Ibrahim memberanikan diri untuk mengajak bicara Ismail bahwa dirinya harus menyembelih anaknya tersebut.
Alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim dengan jawaban Nabi Ismail yang menerima dengan ikhlas.
“Wahai Ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepadamu. Engkau akan menemuiku insyaAllah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah Allah Swt” ucap Ismail.
“Bahagialah aku mempunyai seorang putra yang taat kepada Allah SWT, bakti kepada kedua orang tua dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah Swt” jawab Nabi Ibrahim.
Akhirnya dengan kuasa Allah ketika hendak menyembelih Ismail, Allah menggantikannya dengan seekor domba. Dari peristiwa tersebut asal muasal Idul Adha yaitu hari raya umat Islam.
Adapun hikmah yang dapat diambil yakni sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, berkurban bukan hanya sekadar menyembelih hewan kurban, mengalirkan darahnya dan membagikan dagingnya melainkan untuk mendapatkan ketaqwaan di sisi Allah SWT.
Bagi bapak atau ibu yang ingin berqurban di Hafizh Quran Indonesia bisa menghubungi nomor berikut ini http://wa.me/62895362466060
"Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya."
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, & Hakim)