Ustadz Irwan |
Kanker darah yang beliau derita tidak membuat beliau jauh dari Al-Qur’an. Beliau menuturkan sempat merasa down dengan keadaan yang beliau alami saat itu. Namun setelah bermuhasabah diri, beliau bersyukur telah diberikan penyakit tersebut.
“Dimana orang orang tidak sempat diberitahukan batas umurnya, saya sudah diberikan sedikit bocoran dari Allah sehingga saya bisa lebih mempersiapkan bekal saya untuk pulang nanti.” Ujarnya kepada santri.
Kajian tersebut juga memberikan tips tips lainnya kepada santri agar bisa lebih menjaga serta istiqomah terhadap hafalan yang dimilikinya.
“Memang wajar jika merasa jenuh karena terus menerus bersama Al-Qur’an, tapi lama kelamaan akan timbul rasa kerinduan waktu bersama Al-Qur’an, waktu dengan kawan kawan saat menghafalnya, serta waktu waktu saat bermujahadah dengan Al-Qur’an”
“Teringat saya ketika di pesantren dulu, saat memurajaah bersama salah seorang kawan saya di suatu tempat di pesantren, kami baca Al-Qur’an bersama sama sampai di tengah waktu teman saya ketiduran, saya tetap lanjut membaca Al-Qur’an sampai teman saya melanjutkan bacaannya.
Masya Allah! Setelah saya lihat dia membaca Al-Qur’an, mata nya tertutup dan saya memanggil namanya pun tidak dijawabnya, rupanya dia masih tertidur tetapi mulutnya masih berkomat kamit lancar melantunkan bacaan Al-Qur’an” Cerita Ustadz Irwan.
“Ketika kita menginnginkan iman yang selalu di tingkatan teratas rasanya agak mustahil ya, karena sudah dijelaskan juga dalam Al-Qur’an tentang naik dan turunnya iman seseorang karena manusia tak luput dari khilaf dan dosa.
Tetapi jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan dan overthingking justru sebaliknya kita harus selal berusaha, berikhtiar kepada Allah kemudian kita pasrahkan segala sesuatunya kepada Allah Swt.”
Salah seorang santri bertanya mengenai hubungan Al-Qur’an dan ahli maksiat, yang menjadikannya merasa spechless untuk mempertahankan hafalannya karena malu akan dosanya.
Namun Ustadz Irwan mengatakan “Semua manusia tak luput dari kesalahan bahkan para nabi pun pernah melakukan kesalahan, Nabi Muhammad yang di tegur Allah karena bermuka masam, Nabi Musa yang tidak sengaja membunuh seseorang, Nabi Yunus yang ditegur meninggalkan kaumnya, Nabi Adam yang dikeluarkan dari surga karena memakan buah Khuldi.”
Jadi hal yang perlu dilakukan ialah bertobat memohon ampun kepada Allah serta senantiasa diiringi dengan ikhtiar yang sungguh sungguh.